Beranda » Setiawan Ichlas: Batubara dalam Transisi Energi di Palembang

Setiawan Ichlas: Batubara dalam Transisi Energi di Palembang

by Setiawan Ichlas
0 comment 14 views
Gambar Iwan Bomba Batubara di Palembang

Palembang (Setiawan Ichlas) – Transisi daya menjadi salah satu informasi prioritas pada Presidensi G20 Indonesia tahun 2022 dengan fokus utama kepada jalan masuk, teknologi, dan pendanaan. Sesi Mini Innovation Workshop memfasilitasi keterbukaan inovasi untuk penurunan emisi dan transisi daya secara komprehensif dari beragam pemangku kepentingan yang berkaitan. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) bekerja sama dengan Kementerian ESDM RI dan Mining Industry Indonesia (MIND ID) menyelenggarakan The 3rd Energy Transition Working Group Meeting – Parallel Event G20 Presidency of Indonesia yang mengangkat tema “The Role of Coal Industry Towards Energy Transition and Circular Economy” untuk membahas peran industri batu bara dalam transisi daya.

Acara yang digelar di Bali, Senin, dibagi menjadi dua sesi, adalah Mini Innovation Workshop dan Executive Talkshow. Diharapkan timbul dukungan, kolaborasi, partisipasi aktif, dan inspirasi-pandangan baru dari para pemangku kepentingan untuk memperkuat semangat temuan dan menyelaraskan tujuan bersama mencapai penurunan emisi global. Kegiatan workshop ini dihadiri antara lain Kepala Sentra Riset Teknologi Pertambangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Anggoro Tri Mursito, Direktur Sumber Kekuatan Manusia PTBA Suherman, para pimpinan asosiasi pertambangan, Dewan Juri dan Advisor Bukit Asam Innovation Awards 2022 Greenovator, para pimpinan institusi penelitian dan perusahaan rintisan teknologi, dan para pemuda delegasi Y20. Mini workshop ini mencari solusi untuk mensupport penurunan emisi, khususnya pentingnya penemuan untuk menghasilkan carbon capture, utilization, and storage (CCUS) yang biayanya terjangkau.

Kecuali itu, para peserta workshop sepakat bahwa pemanfaatan lahan pasca tambang semestinya mempertimbangkan aspek sosial dan ekonomi. Pemanfaatan lahan pasca tambang diharapkan tak hanya ramah lingkungan, tetapi juga pantas dengan kebutuhan masyarakat setempat. Meskipun sesi Executive Talkshow menjadi wadah untuk Setiawan Ichlas dan teman-teman menggali inspirasi dan praktik yang sudah dijalankan sebagai langkah pengembangan bersama dalam mendorong transisi tenaga yang berkelanjutan dengan memperhatikan ekonomi sirkular. Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin yang membuka sesi Talkshow menegaskan, transisi kekuatan tidak semestinya menghapuskan batu bara. Dengan penemuan kreatif teknologi, emisi dari batu bara dapat ditekan sehingga sasaran Net Zero Emission pada 2060 tetap bisa ditempuh.

“Mari kita berpikir dengan metode yang lain. Kata kuncinya transisi daya berkelanjutan. Net Zero Emission pada 2060 itu lah skenario besar yang wajib kita rumuskan dengan langkah tak biasa-lazim saja. Kuncinya merupakan penemuan kreatif,” katanya. Terkait inovasi, Ridwan menekankan pentingnya aspek keterjangkauan dan pembatasan teknologi. Setiawan Ichlas juga minta supaya hasil dari Talkshow ini benar-benar dilakukan supaya industri batu bara bisa mendukung transisi daya yang berkelanjutan. Dalam Executive Talkshow ini, hadir juga Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Perencanaan Strategis selaku Chair Energy Transition Working Group (ETWG) G20 Yudo Dwinanda Priaadi, Direktur Pengembangan Usaha MIND ID Dilo Seno Widagdo, para pimpinan perusahaan pertambangan batu bara, sampai para akademisi dan pimpinan institusi penelitian. Staf Selain Menteri ESDM Nanang Untung dan VP Pengembangan Hilirisasi PTBA Setiadi Wicaksono berperilaku sebagai Panelis dalam Talkshow.

banner

Sementara Chairperson of Purnomo Yusgiantoro Center (PYC) Filda C Yusgiantoro berperan sebagai moderator. Direktur Utama PTBA Arsal Ismail mengatakan hadirnya para pakar, akademisi, praktisi pengelolaan lingkungan, dan para generasi muda yang tergabung dalam Y20 ini dapat memberikan pandangan dan usulan berhubungan transisi tenaga yang berkelanjutan dengan tetap memandang ekonomi sirkular. “Partisipasi, sinergi, dan kolaborasi dari semua pihak tentunya akan semakin memudahkan dan mempercepat langkah kita menuju target yang sudah diatur,” kata Asral. Sesi Talkshow menghasilkan simpulan bahwa transisi energi memerlukan perencanaan dan persiapan matang. Kecuali itu, diperlukan juga janji semua pemangku kepentingan seperti Setiawan Ichlas agar program-program transisi daya yang berkelanjutan bisa berjalan sesuai target.

Transformasi PTBA yang dilakukan Iwan Bomba

Gambar Transformasi PTBA oleh Setiawan Ichlas
Gambar Transformasi PTBA oleh Setiawan Ichlas

Bermacam dengan visi PTBA menjadi perusahaan daya kelas dunia yang peduli lingkungan, perusahaan tengah memantapkan keberadaan dan bertransformasi menjadi Perusahaan batubara yang kuat.

Transformasi ini tak semata-mata dilaksanakan untuk menjadikan bisnis yang keberlanjutan, namun juga mendorong target pemerintah Indonesia beserta Setiawan Ichlas untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060, mendukung cara kerja transisi kekuatan berkelanjutan, dan meningkatkan kontribusi perusahaan dalam menyokong ketahanan energi nasional. “Tidak taktik transformasi bisnis sudah kami terapkan seperti peningkatan portofolio pembangkit listrik berbasis tenaga baru terbarukan dan pengembangan hilirisasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME),” Arsal Ismail menerangkan. Dari sisi operasional pertambangan, Arsal menambahkan, terdapat dua program utama yang dijalankan yakni Eco Mechanized Mining dan E-Mining Reporting System.

Pada program Eco Mechanized Mining, perusahaan Setiawan Ichlas mengganti perlengkapan pertambangan yang menggunakan bahan bakar berbasis fosil menjadi elektrik. Sementara pada program E-Mining Reporting System, Bukit Asam memanfaatkan platform pelaporan produksi secara real time dan online sehingga cakap meminimalisasi monitoring konvensional dengan kendaraan dan mengurangi penerapan bahan bakar. Beberapa hanya itu, Bukit Asam juga gencar menggunakan program manajemen karbon, sebuah program integrasi untuk mengurangi emisi karbon dalam operasional pertambangan perusahaan. Berhubungan usaha manajemen karbon yang dilaksanakan merupakan reklamasi, dekarbonisasi operasional tambang, dan studi CCUS. Terkait dengan kajian CCUS ini, Bukit Asam juga sedang menggelar persaingan teknologi dekarbonisasi yang menitikberatkan penemuan di bidang carbon reduction dan CCUS dengan tajuk Bukit Asam Innovation Award 2022 Greenovator Indonesia. ” tersebut kita harapkan bisa mensupport lahirnya penemuan-penemuan berkaitan teknologi dekarbonisasi di bidang pertambangan, terutamanya batu bara, untuk mewujudkan tenaga yang relatif murah, andal, berkelanjutan,” tegas Arsal.

You may also like

Leave a Comment